Aku menunggunya, tak peduli pada berapa lama waktu yang disediakan
Aku menunggunya, tak peduli pada senja usiaku
Aku menunggunya, tak peduli pada jemu yang sembari tiba
Aku menunggunya sampai ia tahu, aku mencintainya tanpa batasan waktu
Lebak Bulus, 26 Mei 2016
Tuesday, August 16, 2016
Tuesday, August 2, 2016
Ayah, Ibu
Untuk ayah dan ibu yang tiap langkah kebaikanku selalu hadir senyumnya
Untuk ayah dan ibu yang tiap langkah kemaksiatanku selalu hadir kemarahannya
Untuk ayah dan ibu, bagi kalian adala doa Rabbi fighrli waliwalidayya warhamhuma kama rabbayani shogiro yang tak pernah putus kulatunkan saat ku sembahyang
Doa yang kalian ajarkan semenjak aku mulai belajar bicara
Untuk ayah dan ibu yang tiap kekesalannya ada rasa kecewa atas lakuku, maafkan aku
Untuk ayah dan ibu yang cintanya tak pernah terbatas, yang cintanya tanpa pamrih
Tetaplah jadi orang yang mencintaiku apa adanya
Untuk ayah dan ibu yang selalu kubutuhkan ridhonya untuk mencapai surga-Nya.
20 Oktober 2014, 22.35
Monday, August 1, 2016
Persetan Rindu!
"Buk".
Buku setebal 350
halaman itu terjatuh dari tempat tidur yang tak sengaja ditendang kaki oleh
perempuan yang sedang bermalas-malasan di atas kasur. Waktunya hari ini telah
menghabiskan banyak tenaganya; urusan pergi dinas yang tak kunjung usai, malam-malam yang mencuri senjanya, tulang yang semakin kelihatan dari kulitnya, dan tentu laparnya sang perut yang tak disetujui oleh isi dompet.
"Dasar
perempuan bodoh". Ujarnya dengan kesal. Ia memanfaatkan kesepuluh jarinya untuk mengacak-acak rambutnya yang terurai.
"Dasar
bodoh" Ia mengulangnya lagi. Tubuhnya ia lempar ke kanan ke kiri di atas ranjangnya. "Mengapa kau masih saja mau membuang waktu berhargamu untuk laki-laki
yang bahkan keraguan mungkin masih banyak di kepalanya. Tak kah kau sudah
kecewa dengan hari-hari sebelum ini?? ".
Ia menurunkan kaki sebelah
kanannya, lalu diikuti kaki kirinya menuju cermin yang ada di samping tempat
tidurnya. Rasa kesalnya masih ada sejak dua jam yang lalu."Bahkan
kau tak bilang kau akan kumpul. Dasar bodoh. Sudah tau waktu cepat pulangmu
adalah waktu yang jarang, kenapa masih mau memutar jalurmu hanya untuk bertemu
lelaki yang bahkan keraguan masih banyak di kepalanya. "Ia membalikkan
lagi arah tubuhnya menuju kasur. Dilemparkan begitu saja tubuhnya."Persetan
dengan rindu".
9 Oktober 2015
Subscribe to:
Posts (Atom)